LPNU Jabar Genjot UMKM, Maksimalkan Digitalisasi Marketing
BANDUNG – Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Jawa Barat terus berkibar dalam memberikan vokasi dan pelatihan keterampilan bagi masyarakat Jawa Barat, khususnya kaum Nahdliyin. Diakhir tahun 2019, LPNU Jawa Barat dengan bangga mempersembahkan kegiatan Seminar dan Pelatihan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. UMKM dipandang sebagai penggerak roda perekonomian Jawa Barat yang jumlahnya melebihi dari 150 pengusaha. Kegiatan ini dilaksanakan diberbagai kabupaten, diantaranya Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Bandung.
Menurut salah satu pemateri kondang sekaligus sebagai praktisi di Bisnis Online, Ujang Rahmat, bahwa memasuki era industri digital saat ini, produk UMKM lokal justru belum maksimal dalam menembus pasar tanpa batas yaitu pasar digital (online). “Padahal inilah inti dari digitalisasi yang saat ini tengah berkembang pesat, maka para pelaku UMKM tidak boleh ketinggalan demi tercapainya tujuan ekonomi rakyat Jawa Barat ke depan,” katanya saat mengisi acara LPNU Jawa Barat bekerjasama dengan Pesantren Al-Mu’awanah Bandrek Kersamanah Kabupaten Garut yang memiliki moto “Kitab Kuning & Nasi kuning, kemarin.
Menurut pria kelahiran Garut ini, sederet cerita sukses mewarnai perjalanan sejumlah pelaku usaha berbasis digital yang biasa disebut digitalpreneur. Bukan hanya mampu menjangkau pasar global, melainkan juga bisa memberdayakan UMKM lainnya. “Kelebihan toko digital, selain memiliki daya jangkau pasar yang sangat luas, juga bisa menekan biaya modal dan investasi, toko digital tidak perlu menganggarkan untuk membangun toko. Selain itu, bisa memangkas kebutuhan sumber daya manusia (SDM),” jelasnya.
Untuk produk pun, lanjut kang Ujang, bisa diambil dari mitra UMKM, tanpa harus memproduksinya sendiri. Akademisi kampus diharapkan mampu berperan aktif sebagai salah satu agregator dalam menangani salah satu permasalahan yaitu “Access To Commerce” yang dihadapi para pengusaha UMKM di atas.
“Sehingga, masyarakat pelaku UMKM mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi lingkungannya sebagai Pebisnis online dengan mengangkat potensi produk UMKM daerahnya masing-masing yang disesuaikan dengan potensi daerah dimaksud,” paparnya.
Data Kemenko UKM menyebutkan jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64 juta. Sedangkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik dan United Nation Population Fund, memprediksi jumlah pelaku UMKM 58,97 juta di tahun 2018.
Kontribusi UMKM mencapai 60 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Total investasi UMKM mencapai 58 persen dan serapan tenaga kerjanya mencapai 97 persen secara nasional.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan baru sekitar 10 persen pelaku UMKM yang mampu Go Online. Padahal, akses teknologi dan pengolahan data merupakan kunci bagi pebisnis di era digital untuk bisa berkembang dan meningkatkan keuntungan.
“LPNU selalu update tentang pelatihan UMKM di akun media sosial. Bagi para peminat silahkan ikuti perkembangannya, ke depan akan kita optimalkan dengan lembaga-lembaga terkait untuk memaksimalkan UMKM di Jawa Barat,” kata Ketua LPNU Jawa Barat, Ahmad Mansyur.(*)
